Pages

Pura Luhur Uluwatu

Tuesday, October 8, 2013

Photo by Google
Dari sekian banyak pura-pura Hindu yang Anda ingin kunjungi di Bali, Pura Luhur Uluwatu pasti salah satunya. Pura ini berada di wilayah Desa Pecatu, Kecamatan Kuta, Badung. Pura ini berdiri megah di ketinggian 97 meter di atas permukaan laut berpijak pada anjungan batu karang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut, di ujung barat daya pulau Bali.

Lokasi pura ini sangat indah dan menakjubkan, pengunjung yang datang ke pura ini bukan hanya akan merasakan suasana religius tapi juga panorama alam semesta hasil kejaiban Sang Maha Kuasa. Hantaman ombak yang memukul dinding karang menghasilkan buih-buih putih yang cantik dapat terlihat dari atas tebing. Pada awalnya Pura ini digunakan sebagai tempat memuja seorang pendeta suci dari Abad 11 bernama Empu Kuturan yang menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali di akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah/Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu. Orang Hindu di Bali menggangap pura ini merupakan Pura Sad Kayangan sebagai penyangga dari 9 mata angin. Kedudukan Pura Luhur Uluwatu berhadap-hadapan dengan Pura Andakasa, Pura Batur dan Pura Besakih. Karena itu umumnya banyak umat Hindu sangat yakin di Pura Luhur Uluwatu itulah sebagai media untuk memohon karunia menata kehidupan di bumi ini.

Sebagai pura yang didirikan dengan konsepsi Sad Winayaka, Pura Luhur Uluwatu sebagai salah satu dari Pura Sad Kahyangan untuk melestarikan Sad Kertih (Atma Kerti, Samudra Kerti, Danu Kerti, Wana Kerti, Jaget Kerti dan Jana Kerti).Sedangkan sebagai pura yang didirikan berdasarkan Konsepsi Padma Bhuwana, Pura Luhur Uluwatu didirikan sebagai aspek Tuhan yang menguasai arah barat daya. Pemujaan Dewa Siwa Rudra adalah pemujaan Tuhan dalam memberi energi kepada ciptaannya.

Photo by Google
Pura ini juga dihuni oleh sekumpulan monyet yang hilir mudik di dalam kawasan pura yang menarik perhatian para penggunjung. Konon monyet-monyet ini diyakini sebagai penjaga pura. Tepat di bawah pura ini terdapat pantai Pecatu, ombak pantai ini memikat banyak peselancar dari seluruh belahan dunia, bahkan event internasional seringkali diadakan di sini.

Pemandangan indah, hamparan samudera luas di depan mata dengan deburan obak birunya yang fantastis dan juga sunset merupakan kegiatan yang dapat Anda nikmati begitu kaki Anda berada di Pura Luhur Uluwatu. Selain itu Anda dapat memanjakan mata dengan mengagumi arsitektur bangunan pura.

Puas menikmati panorama alam yang indah dan matahari tenggelam, jangan lewatkan untuk menyaksikan para seniman Bali dalam pergelaran Tari Kecak yang sakral namun juga menghibur. Pagelaran ini diadakan di Pura Uluwatu setiap hari, pada pukul 18.00- 19.00 WITA. Tari Kecak merupakan tarian yang menceritakan penggalan epik Ramayana, yaitu ketika dewi Shinta diculik oleh Rahwana.

Tepat di bawah pura ini terdapat pantai Pecatu, banyak peselancar dari belahan dunia datang untuk menjajal ombak pantai ini, bahkan event internasional seringkali diadakan di sini. Untuk memasuki objek wisata Pura Luhur Uluwatu, Anda harus membayar tiket sebesar Rp.3000 untuk orang dewasa dan Rp. 1500 untuk anak- anak.

Photo by Google
Menyambangi Pura Uluwatu paling baik adalah pada sore hari, sehingga Anda bisa menyaksikan matahari tenggelam dengan siluet Pura Uluwatu yang mengagumkan. Monyet-monyet yang hidup di pura ini memiliki kebiasaan mengambil barang-barang bawaan wisatawan seperti: kamera, tas dan kacamata. Jadi jaga baik-baik barang-barang bawaan Anda. Untuk bisa masuk kedalam pura ini Anda harus mengenakan sarung dan selempang yang bisa disewa ditempat itu.

Sumber :

No comments:

Post a Comment