Photo taken by Bunny Hillary |
Gunung Merbabu adalah gunung api yang
bertipe Strato (lihat Gunung
Berapi) yang terletak secara geografis pada 7,5° LS
dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten
Boyolali di lereng sebelah timur
dan selatan,Kota Salatiga dan Kabupaten
Semarang di lereng sebelah utara,
Provinsi Jawa Tengah.
Photo taken by Bunny Hillary |
Transportasi Jalur Selo Untuk menuju ke tiga posko pendakian
Thekelan, Cunthel, dan Wekas para penggiat alam bebas dari Jawa Barat atau Jawa
Timur bisa menggunakan transportasi darat kereta api, dari jawa barat naik
kereta api Tawang Jaya dari stasiun Senen Jakarta menuju stasiun Poncol
Semarang. Jawa Timur naik kereta api dari stasiun pasar turi menuju Poncol
Semarang. Sesampainya di stasiun poncol ini kita naik bus kota menuju terminal
Terboyo, dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di terminal boyolali,
dengan bus kecil arah selo Sepanjang perjalanan naik bus kecil arah selo kita
bisa bilang ke kernet bus untuk turun di jalur pendakian gunung Merbabu.
Jalur selo Jalur Thekelan, Cunthel, dan Wekas Untuk menuju ke tiga
posko pendakian Thekelan, Cunthel, dan Wekas para penggiat alam bebas dari Jawa
Barat atau Jawa Timur bisa menggunakan transportasi darat kereta api, dari jawa
barat naik kereta api Tawang Jaya dari stasiun Senen Jakarta menuju stasiun
Poncol Semarang. Jawa Timur naik kereta api dari stasiun pasar turi menuju
Poncol Semarang. Sesampainya di stasiun poncol ini kita naik bus kota menuju
terminal Terboyo, dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota
Salatiga (pasar sapi),dengan bus kecil arah magelang. Sepanjang perjalanan naik
bus kecil arah magelang kita bisa bilang ke kernet bus untuk turun salah satu
dari tiga jalur jalur pendakian yang mau kita tuju Thekelan, Cunthel, atau
Wekas.
Pendakian Jalur Thekelan
Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada ditengah perkampungan penduduk,
dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini kita dapat
menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah gunung Telomoyo dan Rawa
Pening.Di Pos Pending kita dapat menemukan mata air, juga kita akan menemukan
sungai kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I kita akan melewati Pereng
Putih kita harus berhati-hati karena sangat terjal. Kemudian kita melewati
sungai kering, dari sini pemandangan sangat indah ke bawah melihat kota
Salatiga terutama di malam hari. Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran
menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak
curam. Kita mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa,
apalagi berada di tempat terbuka. Kita dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah
batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang. Bila ada badai sebaiknya tidak
melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos empat kita
mendaki Gn. Watu tulis jalur agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil
sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap
menutup mata bila ada angin kencang. Pos IV yang berada di puncak Gn. Watu
Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar
karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio. Menuju Pos V jalur menurun,
pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Kita dapat turun menuju kawah
Condrodimuko. Dan disini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air
belerang.Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal
serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan.
Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung
Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo)
yang memanjang. Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn.Merapi dengan
puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali.Ke arah barat
tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah,
seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan
Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang
memanjang.Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain
sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa
pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong kita setiap saat.
Pendakian Jalur Chuntel
Photo taken by Bunny Hillary |
Pendakian Jalur Wekas
Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang memakan waktu
kira-kira 6-7 jam. Jalur wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang terdapat
lintasan yang datar membentang. Lintasan pos I cukup lebar dengan bebatuan yang
mendasarinya. Sepanjang perjalanan akan menemui ladang penduduk khas dataran
tinggi yang ditanami Bawang, Kubis, Wortel, dan Tembakau, juga dapat ditemui
ternak kelinci yang kotorannya digunakan sebagai pupuk. Rute menuju pos I cukup
menanjak dengan waktu tempuh 2 jam. Pos I merupakan sebuah dataran dengan
sebuah balai sebagai tempat peristirahatan. Di sekitar area ini masih banyak
terdapat warung dan rumah penduduk. Selepas pos I, perjalanan masih melewati
ladang penduduk, kemudian masuk hutan pinus. Waktu tempuh menuju pos II adalah
2 jam, dengan jalur yang terus menanjak curam. Pos II merupakan sebuah tempat
yang terbuka dan datar, yang biasa didirikan hingga beberapa puluhan tenda.
Pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur Pos II ini banyak digunakan oleh para
remaja untuk berkemah. Sehingga pada hari-hari tersebut banyak penduduk yang
berdagang makanan. Pada area ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui
pipa-pipa besar yang ditampung pada sebuah bak. Dari Pos II terdapat jalur
buntu yang menuju ke sebuah sungai yang dijadikan sumber air bagi masyarakat
sekitar Wekas hingga desa-desa di sekitarnya. Jalur ini mengikuti aliran pipa
air menyusuri tepian jurang yang mengarah ke aliran sungai dibawah kawah.
Terdapat dua buah aliran sungai yang sangat curam yang membentuk air terjun
yang bertingkat-tingkat, sehingga menjadi suatu pemandangan yang sangat luar
biasa dengan latar belakang kumpulan puncak - puncak Gn. Merbabu. Selepas pos
II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang
berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju
pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit. Suasana dan pemandangan di
sekitar Pos Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang
Gn. Kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang
telah mengering. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di
sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat
membedakan antara air minum dan air belerang. Perjalanan dilanjutkan dengan
melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya.
Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di
persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Prengodalem) dan ke kanan
menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang. Dari puncak
Kenteng songo kita dapat memandang Gn.Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan
asap setiap saat, nampak dekat sekali.Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan
Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di
daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah
timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Pendakian Jalur Selo
Kecamatan Selo masuk wilayah Kabupaten boyolali, Jawa Tengah. Selo
berada di tengah-tengah antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Pendaki yang
hendak menapaki puncak Gunung Merapi lebih suka mengambil jalur dari Selo ini.
Sedangkan Pendaki Gunung Merbabu lebih suka mendaki dari Kopeng dan turun di
Selo. Sebelum melakukan pendakian sebaiknya lapor di Kantor Polisi Selo,
setelah mendaftar untuk menuju ke basecamp Gn. Merbabu, dari Selo tepatnya dari
kantor Polisi, pendaki harus berjalan kaki menyusuri jalan aspal sekitar 3 jam,
cukup jauh dan menanjak sehingga cukup melelahkan. Melintasi perkampungan
penduduk dan ladang-ladang yang berada di lereng-lereng terjal. Pendaki bisa
menyewa mobil bak sayuran untuk menuju ke basecamp, atau bisa juga naik ojek.
Untuk pemanasan pendakian, berjalan kaki bisa menjadi pilihan yang lebih murah.
Biasanya pendaki menginap di rumah warga setelah atau sebelum mendaki gunung
Merbabu yang juga menjadi basecamp. Rumahnya sangat besar bisa menampung
puluhan pendaki yang menginap. Di rumah warga ini pendaki bisa memesan makanan
dan minuman, seperti nasi goreng, mie rebus, dan kopi. Stiker kaos dan aneka
cendara mata juga bisa di peroleh di basecamp yg berupa rumah-rumah penduduk
ini. Hanya terdapat satu buah kamar mandi yang airnya mengalir sangat kecil
sehingga apabila ramai pendaki yang menginap, maka harus mengantri lama untuk
ke kamar mandi. Dari basecamp, pendakian diawali dengan melintasi area
perkemahan yang sangat luas yang ditumbuh pohon-pohon pinus sehingga cukup
rindang dan sejuk di siang hari. Agak landai kemudian mulai memasuki kawasan
hutan. Jalur pendakian masih cukup landai, namun akan banyak dijumpai
pertigaan, maupun perempatan jalur yang menuju ke perkampungan penduduk, maupun
jalur penduduk mencari kayu bakar dan rumput, untuk itu tetap pilih jalur yang
paling lebar. Berjalan sekitar satu jam akan sampai di perempatan jalur. Dari
perempatan jalur masih agak landai melintasi hutan akan berjumpa dengan sungai
kering yang berisi pasir. Setelah menyeberangi sungai kering jalur mulai agak
menanjak namun masih melintasi hutan. Setelah berjalan sekitar satu jam dari
sungai kering ini jalur terjal sekali meliuk mendaki bukit dan sampailah kita
di tikungan macan. Di Tikungan Macan ini kita bisa memandang ke bawah ke arah
jurang yang masih diselimuti hutan yang lebat. Di tikungan Macan ini pendaki
yang turun bisa kesasar karena jalur yang sebenarnya berada disisi samping
bukan lurus ke bawah. Dari Tikungan Macan jalur mulai sedikit terbuka, namun
masih melintasi hutan yang sudah tidak terlalu lebat lagi. Jalur mulai
menanjak, setengah jam berikutnya jalur mulai agak sulit dan semakin terjal.
Sekitar satu jam dari Tikungan Macan pendaki akan sampai di Batu Tulis. Batu
Tulis adalah tempat terbuka yang cukup luas, di tengahnya terdapat sebuah batu
yang cukup besar. Pemandangan indah di sekitar Batu Tulis bisa menjadi pengobat
lelah. Banyak terdapat Edelweiss yang tumbuh tinggi dan besar sehingga bisa
digunakan untuk berteduh. Pendaki yang turun Gn.Merbabu, di Batu Tulis ini
terdapat juga jalur alternatif yang kelihatan sangat jelas namun sedikit
mendaki bukit. Jalurnya berbahaya melintasi punggungan yang sempit dengan sisi
jurang di kira dan kanan, sebaiknya tidak melewati jalur ini, tetaplah
mengikuti jalur yang resmi. Dari Batu Tulis medan mulai terbuka berupa padang
rumput yang sangat terjal dan berdebu. Bila di musim hujan jalur ini licin
sekali sehingga perlu perjuangan sangat keras untuk merangkak ke bergerak ke
atas. Puncak Gunung Merbabu masih belum kelihatan, pendaki masih harus melewati
empat buah bukit yang terjal untuk sampai di puncak Gunung Merbabu. Sekitar 1
jam berjuang melintasi medan yang berat dan terjal pendaki akan sampai di
puncak bukit, selanjutnya turun dan landai melintasi padang rumput. Pemandangan
sekitar di Padang Rumput ini sangat indah, seperti bukit-bukit Teletubies.
Sedikit naik bukit dan kemudian turun lagi pendaki akan sampai di Jemblongan
yakni sebuah tempat yang banyak di tumbuhi Edelweiis dalam ukuran besar dan
rapat sehingga sehingga membentuk hutan yang rindang. Pendaki bisa beristirahat
sejenak sambil tiduran di bawah rindangnya hutan Edelweiss. Di sini adalah
tempat terakhir yang bisa digunakan untuk berteduh dan beristirahat dengan
nyaman, karena jalur selanjutnya berupa padang rumput terbuka yang kering dan
sangat terjal, berdebu di musim kemarau dan sangat licin di musim hujan. Dari
Jemblongan kembali pendaki harus berjuang untuk mendaki bukit yang terjal,
licin dan berdebu. Puncak Gunung Merbabu masih belum kelihatan karena tertutup
bukit. Pemandangan alam cukup menghibur, di sisi kiri terdapat Gunung Kenong
dan di sisi kanan terdapat gunung Kukusan yang runcing dan terjal. Setelah
berjalan sekitar 1 jam akan tampak puncak Gunung Merbabu.
Pemandangan yang
sangat indah di depan mata, sekaligus pemandangan yang mencengangkan, karena
kita memandang jalur medan terjal yang harus kita tempuh untuk menggapai puncak
gunung Merbabu. Berbalik arah pemandangan ke arah Gunung Merapi juga sangat
indah sekali. Bila kita berjalan dengan cermat sekitar sekitar 25 meter di
sebelah kanan jalur akan kita temukan sebuah batu berlobang.Sekitar 30 menit
hingga 1 jam diperlukan perjuangan akhir dengan menapaki jalur padang rumput
yang terjal dan berdebu untuk mencapai Puncak tertinggi gunung Merbabu.
Setibanya di Puncak Gunung Merbabu, untuk menuju Puncak Kenteng Songo kita berjalan
sekitar 10 menit ke arah Timur. Di Puncak Kenteng Songo terdapat batu berlobang
yang dikeramatkan masyarakat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang /
berlubang dengan jumlah 9 buah yang hanya bisa dilihat, menurut penglihatan
paranormal. Mata biasa hanya melihat 4 buah batu berlobang. Dari puncak Kenteng
songo kita dapat memandang Gn. Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap
setiap saat, nampak dekat sekali.Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro
yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki.
Lebih dekat lagi tampak Gn. Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah
timur tampak Gn. Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Photo taken by Bunny Hillary |
No comments:
Post a Comment