Photo by Google |
Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang
Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal
sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo
menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Jangan katakan Anda pernah ke Jawa Timur bila belum
menapakkan kaki di gunung api yang indah ini. Gunung Bromo di Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru memiliki keunikan dengan pasir laut seluas 5.250 hektar di
ketinggian 2392 m dpl. Anda dapat berkuda dan mendaki Gunung Bromo melalui
tangga dan melihat Matahari terbit. Lihatlah bagaimana pesona Matahari yang
menawan saat terbit dan terbenamnya akan menjadi pengalaman pribadi yang
mendalam saat Anda melihatnya secara langsung.
Gunung Bromo berasal
dari kata Brahma (salah seorang Dewa agama Hindu). Bromo merupakan gunung api
yang masih aktif dan terkenal sebagai icon wisata Jawa Timur. Gunung ini tidak
sebesar gunung api lainnya di Indonesia tetapi memiliki pemandangannya yang spektakuler
dan dramatis. Keindahannya yang luar biasa membuat wisatawan yang
mengunjunginya akan berdecak kagum.
Photo by Google |
Dari puncak Gunung
Penanjakan di ketinggian 2.770 m, wisatawan dari seluruh dunia datang untuk
melihat sunrise Gunung Bromo. Pemandangannya sungguh menakjubkan dan yang akan
Anda dengar hanya suara jepretan kamera wisatawan saat menangkap momen yang
tidak bisa didapatkan di tempat lain. Saat sunrise sangat luar biasa dimana
Anda akan melihat latar depan Gunung Semeru yang mengeluarkan asap dari
kejauhan dan matahari bersinar terang naik ke langit.
"Menikmati hamparan lautan pasir luas, menyaksikan kemegahan Gunung
Semeru yang menjulang menggapai langit, serta menatap indahnya Matahari
beranjak keluar dari peraduannya atau sebaliknya menikmati temaram senja dari
punggung bukit Bromo adalah pengalaman yang takan terlupakan saat menyambangi
Bromo".
Gunung Bromo dihuni
oleh masyarakat suku Tengger yang meyakini bahwa Gunung Bromo merupakan tempat
dimana seorang pangeran mengorbankan hidup untuk keluarganya. Masyarakat di
sini melakukan festival Yadnya Kasada atau Kasodo setahun sekali dengan
mempersembahkan sayuran, ayam, dan uang yang dibuang ke dalam kawah gunung
berapi untuk dipersembahkan kepada dewa.
Photo by Google |
Suhu udara di Gunung Bromo berkisar antara 3°-20° celcius,
namun dapat berada beberapa derajat di bawah nol selama musim kemarau. Jika
Anda tidak kuat dengan udara dingin, sebaiknya Anda membawa jaket, sarung
tangan, dan topi atau penutup kepala lainnya. Setelah matahari terbit cuacanya
dengan cepat menjadi cukup panas di sini. Jangan lupa membawa kamera atau handycam agar Anda dapat
menangkap momen keindahan alam yang menakjubkan ini. Dari Penanjakan ke Lautan
Pasir, rute sangat curam, sehingga kendaraan roda empat biasa tidak disarankan.
Berkuda, jalan kaki, atau menyewa kendaraan
4X4 dari pemandu wisata dapat menjadi alternative.
Untuk sampai ke Gunung Bromo, Anda dapat terbang dari
bandara internasional Juanda Surabaya. Sriwijaya Air terbang dua kali sehari
dari Jakarta ke Malang.
Dari sana, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo
dengan memesan travel agent atau mengendarai mobil dengan rute
Surabaya-Pasuruan-Wonokitri-Gunung Bromo.
Perjalanaan ini menghabiskan waktu 2 sampai 3 jam.
Terdapat tiga pintu masuk lain selain jalur di atas, yaitu
Desa Cemorolawang bila Anda melalui jalur lewat Probolinggo, Desa Ngadas bila
Anda melalui jalur lewat Malang, dan Desa Burno bila lewat jalur dari Lumajang.
Kesemua jalur ini dapat ditempuh dengan nyaman di atas kendaraan roda empat.
Biasanya rute-rute atau jalur yang digunakan ialah:
1. Pasuruan – Warung Dowo – Tosari – Wonokitri – Gunung
Bromo, berjarak 71 km.
2. Malang – Tumpang – Gubuk Klakah – Jemplang – Gunung
Bromo, berjarak 53 km.
3. Malang – Purwodadi – Nongkojajar – Tosari – Wonokitri –
Penanjakan, berjarak 83 km.
Agar sampai tepat waktu untuk melihat sunrise, sebaiknya
Anda berangkat dengan sedikit perhitungan waktu, atau dapat menginap di salah
satu hotel di Prigen, Tretes untuk memastikan Anda berada di lereng kawah
sebelum sunrise.
Saat di Bromo, bila Anda tidak menggunakan kendaraan
pribadi, kendaraan 4X4 selalunya tersedia untuk membawa Anda dengan penyewaan
yang cukup lumrah untuk mendapatkan pengalaman lain seperti ini. Memang agak
mahal bila pergi dan menanggung semua biayanya sendiri. Saat berkelompok, beban
biaya akan semakin ringan.
Sumber :
- http://www.indonesia.travel/id/destination/243/gunung-bromo
- http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Bromo
No comments:
Post a Comment